Page 79 - SALAM CINTAQURAN #Oktober2022
P. 79
BAHAGIAKAN M EREKA ∞ 79
PERJUANGAN PAK DEDE YANG
JAUH DARI KOTA
P ak Dede Miswar (43 Namun Pak Dede tidak patah dan Istrinya hanya mengandalkan
semangat dan berhenti berikhtiar
obat alami dari alam seperti
tahun) adalah warga
Kampung Cisadon Rt
04/04, Desa Karang di satu titik. Sampingan selain dari dedaunan.
buruh tani biji kopi, ia mengurusi
Tengah, Kec. babakan Madang, kambing orang lain sebanyak 3 Begitu pula dengan kondisi
Sentul, Bogor. Bersama istri dan ekor. Alhamdulillah dari sampingan kedua anaknya yang tidak
kedua anaknya menggantungkan tersebut, ia mendapatkan upah bisa mengenyam pendidikan
hidupnya dari hasil alam. Ia bekerja meskipun ala kadarnya dan tidak seperti layaknya anak-anak pada
buruh tani kopi. menentu. umumnya. Anak pertama, laki laki
berumur 19 tahun. Kesehariannya
Pak Dede menempati lahan Untuk mencukupi kebutuhan hanya membantu Pak Dede di
garapan pemerintah atau yang sehari-hari, Pak Dede dan keluarga kebun kopi. Sedangkan anak yang
biasa disebut Hak Guna Usaha hanya mengandalkan dari hasil kedua, perempuan berusia 14
(HGU). Penghasilan sebagai buruh alam baik yang ia tanam atau yang tahun pernah sekolah kelas 2 SMP.
tani biji kopi hanya bisa ia rasakan memang sudah tersedia di alam Sayangnya terpaksa ia berhenti
satu tahun sekali karena jangka pegunungan, seperti umbi-umbian, karena faktor ekonomi dan jarak
panen kopi yang hanya bisa di daun-daunan yang bisa dimasak. tempuh dari rumah ke sekolah
panen setahun sekali. Harga biji Sedangkan untuk bahan pokok yang sangat jauh. Pak Dede sangat
kopi yang tak seberapa. seperti sembako ia harus pintar- khawatir anak perempuannya
pintar menyisihkan uang untuk mengalami hal-hal yang tidak
Dari penjualan biji kopi kepada membelinya dengan jarak tempuh diinginkan selama di perjalanan.
pengepul, Pak Dede hanya ke pusat kota yang tidak dekat dan
mendapatkan kurang lebih Rp20 bisa sampai belasan kilometer yang Pak Dede berharap bisa
ribu per kilonya. Terkadang hasil harus ditempuh. mendapatkan pekerjaan yang
dari panen kopi hanya sebanyak layak di pusat kota dan hidup
2 kwintal. Kalau dikalikan 20 Tidak hanya beban untuk tinggal dengan bersosialisasi atau
ribu per kilo, ia hanya mendapati keberlangsungan hidup keluarga bertetangga. “Namun mungkin
hasil Rp4 juta rupiah saja untuk yang harus ia tanggung. Saat ini ini sudah jadi rezeki saya, dan
jangka 1 tahun lamanya panen. sang istri (38 tahun) sudah lama harus tetap saya jalani demi
Pendapatannya itu juga harus sakit lambung dan tidak dibawa keberlangsungan hidup saya dan
dikurangi dengan biaya pupuk dan ke rumah sakit atau dokter klinik. keluarga,” ungkapnya.
biaya lain-lainnya. Untuk mengobatinya, Pak Dede