Page 15 - Salam Cinta Quran - Oktober 2023
P. 15
SYIAR QUR AN ∞ 15
Sekilas Proses Mendapatkan Hidayah
Kyoichiro Sugimoto
P roses ketertarikan Kyoichiro “Di sana penduduknya banyak orang miskin secara ekonomi, lingkungannya terlihat
terhadap Islam ternyata
kotor, kumal jauh dengan di negara saya, meskipun saat ini perkembangan negara
Bangladesh sudah mendingan. Saat itu saya melihat perbedaan kultur yang jauh
terjadi bukan di negaranya,
namun saat Beliau belajar
di Bangladesh. Negara dengan negara saya, kalau di Bangladesh keluarga itu sangat hangat berkumpul,
sedangkan di Jepang hidup sendiri-sendiri (individualis). Apalagi saya tampak haru
miskin yang tengah berkembang ini, dan berkesan saat berada di pemukiman miskin, disana melihat anak-anak bermain
secara kultur dan budaya mempunyai tanpa baju, mereka asyik bermain dan begitu menikmatinya. Lantas saya pun
perbedaan yang mencolok kalau di berpikir kenapa bisa seperti itu? Apakah karena mereka muslim?”,tutur nya, kepada
bandingkan dengan negaranya. Ustaz Fatih Karim, saat berdialog di Kanal Youtube Cinta Quran TV.
Untuk lebih lengkapnya dialog Beliau dan Istrinya dengan Ustaz Fatih Karim
bisa disimak di link berikut ini:
https://youtu.be/iEYMi3WMWqE?feature=shared https://youtu.be/zKWJk1BTyh0?feature=shared https://youtu.be/Kzz9VWqbl4g?feature=shared
Ketertarikannya terhadap Islam pertama kalinya bukanlah dari
obrolan, diskusi atau ceramah, namun dari akhlak (perilaku) orang
muslim di Bangladesh pada saat itu. Setelah ia selesai belajar
di Bangladesh dan pulang ke Jepang, ia pun terus berusaha
mendapatkan informasi dan mempelajari Islam, lewat buku (dulu
belum ada internet). Ia pergi ke perpustakaan, ke toko buku dan
di toko buku ia menemukan Quran dengan terjemahan bahasa
Jepang, ia pun membelinya dan membacanya berkali-kali.
kemudian ia pun menemukan konsep yang tak pernah ia baca
atau temukan sebelumnya.
Konsep tersebut: pertama tentang akhirat dan kedua tentang *Live TV One - Apa Kabar Indonesia Siang
tauhid (ketuhanan). Beliau pikir semua masyarakat Jepang hampir 7 kali cetak. Alhamdulillah, masyarakat Jepang banyak
semuanya merasakan, mereka tidak terhubung dengan kehidupan tertarik membaca Al Quran bahasa Jepang karyanya.
selanjutnya setelah hidup di dunia, mereka (orang Jepang) Dan yang paling membahagiakannya adalah kedua
meyakini setelah hidup di dunia akan mati dan akhirnya menjadi orang tuanya yang berhasil Beliau mualafkan.
debu. Pada tahun 1997 akhirnya Beliau memutuskan untuk
bersyahadat dan menjadi Mualaf. Bersama Cinta Quran Foundation, Beliau ikut terlibat
membantu dalam mensosialisasikan dan menggalang
Beliau bersama seorang temannya berhasil menciptakan dana dalam program pendirian masjid As-Sholihin
terjemahan Al Quran dengan tulisan kanji (tulisan/huruf Jepang). Yokohama dengan bersafari dakwah ke sejumlah Kota
Dan masya Allah, karyanya laku terjual 7000 eksemplar dan sudah
di Indonesia.