Page 63 - Salam Cinta Quran - September 2023
P. 63
SYIAR DIGITAL ∞ 63
Seperti biasa Ustaz Fatih Karim memandu kajian ini.
“Proyek konstruksi dilakukan pada musim
Menurut Prof. Dr-Ing. H. Fahmi Amhar polusi di kemarau, kalau hujan itu tidak bisa berbuat apa-
Jakarta dan sekitarnya saat ini merupakan polusi apa.” tambahnya.
yang nampak. Sebenarnya sudah ada dari dulu
polusi, cuma menyangkut zat-zat yang tidak
berwarna dan kelihatan. Ketiga, banyak PLTU baru.
“Mungkin kita tak begitu sadar gas CO atau CO2, “Memang dari Kementerian Lingkungan Hidup
gas itu sebenarnya diserap laut dan tumbuhan. dan Kehutanan itu mengatakan sebenarnya
CO itu beracun, tapi ga sadar. Kalau debu PLTU di Suryalaya atau di pantai Banten yang
kita menyebutnya partikulat meter (pm), ada menghadap selat sunda itu arah anginnya ke
2 setengah mikron ada yang 10 mikron. Kalau selat sunda, tapi Beliau lupa PLTU itu bukan
debu meningkat kita sangat merasakan karena hanya di sana saja, tapi banyak yang lain.
langsung menghalangi pandangan dan juga Dan sebagian baru beroperasi tahun ini, dan
kalau terhirup bisa menyebabkan iritasi terkena sebagian lagi tidak lagi memperlakukan debu
infeksi pernafasan akut. Ini penyebabnya ada buangannya sebagai barang yang beracun dan
banyak kombinasi multifaktor,” jelasnya. berbahaya,”tegasnya.
Ada beberapa faktor kenapa fenomena ini terjadi, Menurutnya kenapa di undang-undang cipta kerja
Prof. Dr-Ing. H. Fahmi Amhar menyebutkan secara ada bagian yang menghapus debu dari PLTU sisa
rinci 4 faktor tersebut diantaranya: pembakaran batu bara sebagai bahan beracun dan
berbahaya. Artinya kalau bukan bahan beracun
Pertama musim kemarau. Musim kemarau panjang berbahaya itu, tidak perlu diperlakukan khusus,
dan ada indikasi elnino.Fenomena ini menurutnya supaya debunya tak kemana-mana. Ya itu salah satu
sangat kompleks, yang terjadi di Samudera Pasifik dampak undang-undang cipta kerja.
dan itu menyebabkan akan lama turun hujan.
Keempat, penggunaan kendaraan pribadi yang
melonjak pascapandemi setelah kemarin tahun 2020
“Mungkin baru November atau Desember sampai awal tahun 2022 mengalami pandemi.
turunnya hujan, masih lama. Agustus sama
September kemungkinan kering ga ada hujan “Setelah pandemi dinyatakan selesai 2023,
dan ini tidak ada yang mencuci debu, debu itu itu semakin dipaksakan orang untuk working
banyak sekali,”ujarnya. from office, sebelumnya working from home,
sehingga menyebabkan kendaraan pribadi
Kedua, banyak orang yang menjalankan proyek melonjak,” pungkasnya
konstruksi di musim kemarau panjang ini.
Dan apa faktor-faktor lainnya yang menyebabkan polusi udara
di Jakarta dan sekitarnya semakin parah?
Yuk, ikuti hanya di kanal Youtube :
Dan berikut linknya: https://www.youtube.com/live/Pxly1c6ipTwsi=Q8IXr_jkkbJpWI39